Jumat, 03 Mei 2013

cerita singkat dari sahabat special

Aku jadi Ratu (mesin)

Mahasiswa? Teknik Mesin? dan Universitas Sumatra Utara?

Itulah kata-kata yang selalu terngiang ditelianga ku beberapa tahun silam, setelah munyelesaikan Ujian Nasional tingkat SMA. Bagaikan kata sakti, konsentrasiku kini beralih akan kemanakah aku melanjutkan studi? 

sebagai anak SMA kebanyakan, tentu aku mengidam-idamkan bisa jadi mahasiswa, mengunakan almamater kebanggaan, dan meraih gelar sarjana demi membanggakan orang tua.

ketiga kata-kata tadi,  "Mahasiswa? Teknik Mesin? dan Universitas Sumatra Utara?" bak mantra ajaib karena sangat besar keinginanku melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. siapa yang tidak merasa keren jika pulang kerumah sudah menjadi mahasiswa? prang tua mana yang tak vbffa saat anaknya mampu menjadi seorang pesertadidik di sebuat universita yang termasuk populer di indonesia?

dan sekarang, jadilah aku satu-satunya mahasiswa Fakultas teknik jurusan teknik mesin di angkatan 2011. dan karena itu juga, teman-teman dan senior di USU memanggilky Ratu Mesin.

tentu banyaj yang bertanya-tanya kenapa aku lebih memilih teknik mesin dibandingkan jurusan-jurusan teknik lainnya??

Influence ini datangnya dari kakak keduaku yang juga kuliah di jurusan teknik mesin. semasa aku  SMA, terutama mendekati masa-masa akhir di sekolah, kakak ku selalu memberikan masukan soal kemana dan jurusan apa yang sebaiknya ku ambil?? dan salah satunya yang terus ia anjurkan adalah fakultas teknik, terutama teknik mesin.

aku percaya sepenuhnya kepada beliau atas semua saran-saranny. tapi bukan berrtri aku tidak mandiri atau tidak bisa menentukannya sendiri. sempat ada opsi yang cukup berat unutk dipertimbangkan, karena aku juga berniat dengan teknik pertambangan (perminyakan)

namun setelah menimbang-nimbang, akhirnya pilihanku jatuh kepada teknik mesin dengan pertimbangan "akan jadi sangat istimewa kalau ada perempuan yang sukses dibidang teknik mesin, meski bukan yang pertama"

dan  untuk bisa masuk ke jurusan yang aku cita-citakan itu tidaklah mudah, aku menghabiskan waktu dan mengorbarkan semangat, serata membawa bekal dengan belajar sebaik-baiknya untuk tembus dari jalur SNMPTN tertulis. aku lebih memilih jalur ini dari sekedar pembuktian diri. Aku juga tidak ingin merepotkan orang tua soal biaya perkuliaha, sehingga, sebisa mungkin aku mengasah kemampuan intelektualku dan mempertaruhkannya di medan SNMPTN. dan Alhamdulillah, aku bisa lolos dari jalur sulit itu.

saat pertama kali tahu kalau aku sendiri mahasiswi di jurusan ini, tentu luar biasa gugup dan minder. aku mengalami sulitnya beradaptasi dengan lingkungan yang seperti ini. bergaul dengan lingkungan yang mayoritas di isi para laki-laki, membuat aku agak segan jika ingin bertanya atau pun meminta tolong. tetapi sedikit demi sedikit kesulitan ini bisa teratasi karena teman-teman kupun easy going alias tidak susah-susah amat klw berurusan.

dan setelah jadi mahasiswi pun, kehidupan disini tetap penuh dengan pengorbanan. pulang sore, tidur kurang, jam makan berntakan dan lain-lain, itu semua adalah hal yang biasa ku hadapi sehari-hari di sini. namun sesibuk-sibuknya aku soal urusan kuliah atau tugas-tugas dan ujian, aku tetap menyempatkan diri untuk beribadah dan mengisi kebutuhan nustrisi ku, agar tidak trjangkit stress, depresi atasu sakit, meskipun sesekali pernah menangis karena tugas
heheh :D


#makasih ya.. :D
ceritanya bagus,,




Tidak ada komentar:

Posting Komentar